TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Perayaan Cap Go Meh tahun 2022 di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora diiringi dengan turunnya hujan.
Masyarakat Tionghoa mempercayai ini merupakan pertanda banyak rejeki pada tahun ini.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora, Darmawan.
Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.
Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, biasanya dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa
Wakil Ketua Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora, Darmawan mengungkapkan perayaan Cap Go Meh tahun ini dilaksanakan secara sederhana.
"Sederhana gini, karena suasananya masih covid 19. Biasanya kan ada barongsai, ada leang leong ini ditiadakan," ucapnya kepada tribunmuria.com, Selasa malam (15/2/2022).
Dikatakannya, Cap Go Meh malam ini hanya melakukan doa-doa.
"Saya harus datang ini, Kalau hujan ini membawa berkah saya bilang, bawa rejeki," ucapnya
"Sin Cia (nama lain dari Imlek) bertepatan dengan musim hujan," imbuhnya.
Dirinya berharap di tahun macan ini diberikan ketentraman, kedamaian dan keamanan.
Bambang Suharto, selaku Sekretaris Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora, mengungkapkan perayaan perayaan Cap Go Meh diisi dengan memperbanyak doa
"Di situasi seperti ini, pengennya negara tentram, rakyat juga tentram, Ya kita adakan sederhana, doa-doa saja. Keramaian-keramaian ditiadakan," terangnya.
Menurutnya, perayaan tahun ini tidak ada yang kurang, secara umum masih sama seperti tahun sebelumnya.
Sementara itu, Harianto Susilo, salah satu jemaat dari Lombok, Nusa Tenggara Barat selalu menyempatkan untuk datang ke Blora melakukan ritual sembahyang di Klenteng Hok Tik Bio ini.
"Tiap tahun Cap Go Meh-an, di Blora tidak ada rumah, tidur di hotel."
"Saya sering di Surabaya-Jakarta. Ketua Yayasan Klenteng Blora juga di Surabaya," terang dia.
Dirinya hanya dua hari merayakan Cap Go Meh di Blora
Dia berharap tetap eksis dari kecil sampai besar dan berkembang.
"Meski pandemi tetap ada yang sembahyang tapi dalam jumlah yang terbatas," pungkasnya. (kim)