Ayah Bunuh Anak di Pati
Sholeh, Ayah Pembunuh Bayi 3 Bulan di Pati Sempat Datang ke Pak RW Sambil Nangis Minta Cek CCTV
Widiantoro, Ketua RW di lingkungan tempat tinggal Mohammad Sholeh Ika Saputra (20), mengaku tidak menyangka warganya itu tega membunuh bayinya sendiri
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Widiantoro, Ketua RW di lingkungan tempat tinggal Mohammad Sholeh Ika Saputra (20), mengaku sama sekali tidak menyangka warganya itu tega membunuh anak kandung sendiri.
Sholeh tega membunuh N, anak perempuannya yang masih bayi berusia tiga bulan, Senin (1/5/2023) lalu.
Bayi bernasib malang itu dibekap Sholeh menggunakan bantal sampai tewas kehabisan napas.
Jasadnya lalu dibungkus plastik kresek hitam dan dibuang ke Sungai Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo,Pati.
Sholeh membawa jenazah N dari rumahnya di Kauman RT 4 RW 1, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Pati ke lokasi pembuangan dengan menaiki sepeda motor matic.
Jasad bayi dia masukkan ke dalam bagasi jok motor.
Widiantoro sama sekali tidak menyangka Sholeh adalah pelakunya.
Sebab, Sholeh telah menyusun alibi sedemikian rupa.
"Tidak ada kecurigaan sama sekali karena dia sendiri yang Senin siang kemarin datang ke saya sambil nangis-nangis sama istrinya. Dia melapor bahwa anaknya hilang, juga minta bantuan agar dibukakan CCTV yang ada di kampung untuk melihat siapa yang membawa anaknya. Makanya saya tidak menduga sama sekali," kata dia, Kamis (4/5/2023).
Baca juga: Namanya Sholeh tapi Kejamnya Bukan Main, Anak Sendiri Dibekap hingga Tewas lalu Dibuang ke Sungai
Baca juga: TEGA, Baru Lima Hari Momong, Sholeh Malah Bunuh dan Buang Bayi Sendiri yang Baru Usia 3 Bulan
Baca juga: Kronologi Lengkap Bayi Usia 3 Bulan di Pati Hilang Misterius, Raib saat Tidur Sendirian di Rumah
Tak hanya itu, Sholeh bahkan juga melakukan ritual pembacaan Surat Yasin sebanyak 41 kali dan ayat kursi sebanyak 110 kali sebagai upaya agar N bisa ditemukan.
Ia juga menebar beras bercampur kunyit dan garam krosok di sekeliling rumahnya.
Adapun mengenai waktu saat dia membuang jenazah ke sungai, Sholeh membuat alibi bahwa ia sedang mengajak anak sulungnya yang berusia 1,5 tahun berkeliling agar mau tidur siang.
Memang, dari keterangan pihak keluarga, anak sulung Sholeh punya kebiasaan harus diajak berkeliling naik sepeda motor dulu sebelum tidur.
Widiantoro mengaku terjebak dengan alibi yang dibuat Sholeh.
Saat mengecek CCTV di lingkungan, dia juga terkecoh dengan keterangan yang disampaikan Sholeh.
"Kami sempat terjebak dengan alibinya. Dia bilang keluar lewat gapura STMIK AKI (Kauman Barat). Dari situ dia bilang belok ke kanan. Maka kami fokusnya kemarin mengambil CCTV di arah sana. Setelah dicek polisi, tidak ada sama sekali pergerakan Sholeh ke sana. Maka di situ muncul kejanggalan yang menimbulkan kecurigaan pihak kepolisian," terang Widiantoro.
Dari kejanggalan itulah polisi melakukan interogasi lebih lanjut sampai Sholeh mengakui perbuatannya.
Menurut Widiantoro, dalam kesehariannya, Sholeh bersikap santun.
"Kalau sama warga sekitar, orangnya santun, suka menyapa. Cuma, dia ini kan anak tunggal. Karakternya, kalau dia punya keinginan harus terpenuhi. Contoh, sepeda motornya saja sampai empat," kata dia.
Menurut Widiantoro, boleh jadi Sholeh memang masih labil emosinya.
Terlebih, dalam usia yang masih sangat muda, dia harus merawat dua anak bayi sekaligus.
"Dia ini 'korban' pernikahan dini. Waktu menikah usianya baru 18 tahun. Psikisnya, mentalnya, masih anak muda. Beban anak dua bikin mentalnya agak tertekan," kata dia.
Widiantoro mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Sholeh dan istrinya berjualan es sejak bulan puasa lalu.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan hidup juga disokong oleh orang tua Sholeh.
"Dulu infonya (Sholeh) oleh orang tuanya dibelikan ruko di Pasar Puri untuk berjualan sembako. Tapi di tengah jalan berhenti (tidak lanjut berjualan)," kata dia. (mzk)
Sholeh Tak Divonis Hukuman Mati, Ayah Pembunuh Anak Kandung Dihukum 19 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Menakar Vonis Tepat untuk Sholeh Ayah Pembunuh Putri Kandung di Pati, Pantas Dihukum Mati? |
![]() |
---|
Kesaksian Ibu Korban Kasus Ayah Bunuh Anak Kandung di Pati: Maniak Film Horor, Suka Pilih Kasih |
![]() |
---|
Ayah Bunuh Bayi di Pati Diketahui Menikah Usia Dini, Psikolog: Pasutri Remaja Emosinya Labil |
![]() |
---|
Tangis Mustofa Pecah Saat Pemakaman Bayi Usia 3 Bulan di Pati yang Dibunuh Ayah Kandungnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.