Ramadan 1444 H

Punggahan Jelang Ramadan, Masyarakat Adat Adiraja Nyadran, Jalan Kaki Dari Adipala Ke Jatilawang

masyarakat adat Bonokeling dari Desa Adiraja Adipala, Cilacap berjalan kaki menuju makam leluhur mereka di desa Pekuncen, Jatilawang

Istimewa
Masyarakat adat Bonokeling di Adiraja berjalan kaki puluhan kilometer dari Adiraja, Cilacap menuju Pekuncen, Banyumas, Kamis (16/3). Tradisi punggahan atau nyadran ini dilakukan untuk meminta keselamatan dalam menyambut bulan puasa. 

TRIBUNMURIA.COM, CILACAP - Ratusan masyarakat adat Bonokeling dari Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap berjalan kaki menuju makam leluhur mereka di desa Pekuncen, Jatilawang. Tradisi ini digelar untuk menyambut puasa Ramadan tahun ini. 

Jalan kaki sejauh kurang lebih 30 kilometer itu dinamai ritual Punggahan.

Ritual punggahan ini sudah menjadi tradisi rutinan setiap tahun yang dijalankan anak putu Bonokeling.

Dalam tradisi punggahan ini, ratusan masyarakat adat Adiraja ini menggunakan pakaian adat khas jawa.

Bagi kaum wanita, sinjang atau kain jarik digunakan sebagai rok dengan atasan kebaya serta rambut disanggul.

Sementara untuk pria, mereka juga menggunakan kain jarik untuk bawahan dengan atasan baju lurik ataupun beskap berwarna hitam.

Tak lupa mereka membawa Ubo Rampe yaitu bahan makanan yang berasal dari hasil panen mereka untuk nantinya dimasak bersama-sama peziarah dari daerah lain.

Salah satu masyarakat adat desa Adiraja, Giran Candra kepada Tribunbanyumas.com mengatakan, ritual punggahan merupakan  tradisi rutinan yang sudah turun temurun dilakukan.

Tradisi tersebut juga disebut sebagai nyadran, dimana tujuannya adalah meminta keselamatan kepada Yang Maha Kuasa menjelang bulan puasa.

 "Filosofinya untuk meminta keselamatan menjelang bulan puasa. Ini rutinitas yang dilakukan setiap tahun," kata Giran.

Baca juga: Nasi Golong Meriahkan Nyadran Desa Jagung Pekalongan, Warga Antusias Sambut Ramadan

Baca juga: Uniknya Tradisi Nyadran di Soropadan Temanggung, Makanan Diwadahi Keranjang Bambu, Zero Plastik

Tradisi nyadran ini dilakukan masyarakat adat Adiraja selama tiga hari yakni Kamis, Jumat dan Sabtu.

Pada hari Kamis masyarakat adat Adiraja ini berjalan kaki dari desa Adiraja menuju makam Bonokeling di Pekuncen, Jatilawang.

Setibanya mereka di Pekuncen, suasana disana dipenuhi dengan nyanyian tembang-tembang Jawa, yang berisi pujian-pujian atau perkataan baik yang dipanjatkan kepada Kyai Bonokeling.

Hari Jumat, mereka bersama dengan masyarakat adat di Pekuncen melakukan ritual seperti bersih kubur atau ziarah dan selametan.

Dan pada hari Sabtu, masyarakat adat Bonokeling ini akan kembali ke Adiraja, dengan tetap berjalan kaki.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved