Sepakbola Indonesia

CEO PSIS Respon Wacana Pembatasan Pemain Naturalisasi, Ini Kata Yoyok

Wacana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 dikabarkan akan disiapkan sebagai salah satu regulasi baru musim depan.

TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL S
Yoyok Sukawi bertemu Taisei Marukawa beberapa sat jelang latihan PSIS Semarang di Stadion Citarum, Rabu (25/5/2022) sore. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG- Wacana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 dikabarkan akan disiapkan sebagai salah satu regulasi baru musim depan.

PSSI berencana membatasi setiap klub hanya diperbolehkan mengontrak dua pemain berstatus naturalisasi.

Kabar ini menuai banyak pro kontra, kendati sejauh ini belum disahkan secara resmi.

Menanggapi adanya wacana tersebut, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengatakan ide ini merupakan terobosan yang bagus.

Yoyok menilai, adanya pembatasan pemain naturalisasi di setiap klub agar persebaran pemain naturalisasi bisa lebih merata.

"Menurut saya itu bagus, bukan berarti menghalangi pemain naturalisasi main di Liga 1 atau Liga 2, tetapi supaya lebih merata. Supaya pemain naturalisasi tidak hanya ngumpul di klub kaya. Tapi bisa tersebar di semua klub. Karena pemain naturalisasi itu mereka juga punya tanggung jawab untuk alih ilmu ke anak-anak yang lain," kata Yoyok.

Baca juga: Bagaimana Nasib Tiga Pemain Naturalisasi di Piala Dunia U-20? Ini Kata Ketum PSSI Erick Thohir

Baca juga: Berkarier Selama Lebih Dari 5 Tahun, Delapan Pemain Naturalisasi Bela Tuan Rumah Piala Dunia 2022

Mantan anggota Exco PSSI ini menyebut, pembatasan pemain naturalisasi juga untuk mengimbangi rencana kompetisi musim depan yang akan menggunakan kuota pemain asing 4 dan 1 pemain asing ASEAN.

"Pembatasan naturalisasi itu menurut saya usulan yang baik untuk mengimbangi bertambahnya kuota pemain asing. Karena dengan adanya wacana penambahan kuota ini, kalau pemain naturalisasi tidak diatur pemain lokal bisa tidak main," kata Yoyok.

Menurut dia, jika kouta pemain naturalisasi tidak dibatasi maka kesempatan bagi pemain lokal menjadi berkurang.

Yoyok menegaskan bahwa meski level Liga 1 yang kini klub pesertanya semakin profesional dan mengejar prestasi, fungsi pembinaan tetap harus berjalan. 

"Katakanlah lima pemain asing dalam klub ditambah dua pemain naturalisasi, sudah tujuh pemain. Sisa empat masih dikurangi kiper, kan tiga. Kalau tidak dibatasi, pemain lokal bisa tidak punya tempat. Karena klub walau Liga 1, kita bicara dia profesional, kejar prestasi tapi fungsi pembinaan tidak boleh dilepas. Itu harus ada, dan menjadi tanggung jawab Liga 1," tandasnya.

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved