Berita Techno
Tagar RIPTwitter Trending Jadi Trending Topik, Perushaaan Elon Musk Kolaps?
Tagar #RIPTwitter masuk dalam trending topik Twitter pada Jumat (18/11/2022) hingga Sabtu. Perusahaan Elon Musk kolpas?
TRIBUNMURIA.COM - Gonjang-ganjing di tubuh Twitter terjadi sejak sebelum resmi diakuisisi oleh Elon Musk.
Bahkan kini, dinamika dalam Twitter masih jauh dari kata padam.
Terbaru, topik atau tagar #RIPTwitter masuk dalam trending topik Twitter pada Jumat (18/11/2022) siang.
Bahkan bertahan hingga Sabtu (20/11/2022) pagi.
Topik RIP Twitter bahkan telah dibicarakan lebih dari 603.000 kali hingga Jumat (18/11/2022) pukul 15.00 WIB.
Sementara, pada Sabtu pagi, Tagar #RIPTwitter telah dibicarakan lebih dari 84.700 kali.
Selain topik RIPTwitter, tema soal "Ini Twitter" dan "Hah Twitter" juga masuk dalam daftar trending topik di Indonesia.
Sejumlah pengguna Twitter pun panik jika media sosial ini akan padam atau tidak beroperasi dalam waktu dekat.
"Ini Twitter beneran mau dihapus? Kalo beneran, nanti gua ngeluhnya dimana lagi, cuma Twitter tempat mengadu ku dari orang-orang kurang ajar yang ada di RL, cuma Twitter tempat ku membacot ria ulala... nanti vote bangtan juga gimanaa #RIPTwitter #GoodByeTwitter," tulis akun Twitter ini.
Tidak hanya ramai di Indonesia, pembahasan soal Twitter juga hangat di mancanegara.
"It’s been a pleasure tweeting with y’all for the past 13 years. #RIPTwitter," tulis warganet ini.
Bahkan, CEO Twitter Elon Musk pun turut meramaikan topik tersebut dengan mengunggah meme Twitter sedang berswafoto dengan Twitter itu sendiri.
Apa yang terjadi dengan Twitter?
Aplikasi Twitter yang digunakan oleh karyawannya dilaporkan mulai melambat sejak Kamis (17/11/2022) malam.
Informasi itu disampaikan oleh salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut, namun tidak disebutkan identitasnya.
Sumber itu mengatakan, kemungkinan Twitter versi publik berisiko rusak atau padam pada malam hari.
"Jika memang rusak, tidak ada yang tersisa untuk memperbaiki banyak hal di banyak daerah," kata orang yang menolak disebutkan namanya tersebut dikutip dari Reuters, Jumat (18/11/2022).
Ratusan pengguna lapor ke Downdetector
Sementara itu, sebanyak lebih dari 350 pengguna Twitter melaporkan akunnya tidak bisa dipakai atau rusak pada Kamis (17/11/2022) malam.
Mereka melaporkan gangguan itu ke downdetector, atau platform online yang menyediakan informasi real time kepada pengguna tentang status berbagai situs web dan layanan.
Penyebab aplikasi Twitter melemah dan Ultimatum Elon Musk
Penyebab aplikasi Twitter menjadi melemah hingga tidak bisa diakses oleh beberapa pengguna diduga dikarenakan berkurangnya karyawan Twitter.
Beberapa insinyur yang bertanggung jawab untuk memperbaiki bug dan mencegah pemadaman layanan Twitter pun turut pergi.
Ratusan karyawan Twitter diperkirakan akan meninggalkan perusahaan itu setelah Elon Musk mengeluarkan ultimatum.
Elon Musk mengatakan, karyawannya diminta bekerja berjam-jam dengan intensitas tinggi, atau pergi. Pada Rabu (16/11/2022), Musk mengirim email kepada karyawan Twitter, yang berisi:
"Ke depan, untuk membangun terobosan Twitter 2.0 dan berhasil di dunia yang semakin kompetitif, kita harus sangat keras".
Email tersebut meminta staf untuk mengeklik "ya" jika mereka ingin bertahan.
Mereka yang tidak memberikan tanggapan hingga Kamis (17/11/202) pukul 17.00 waktu setempat akan dianggap telah berhenti dan diberikan paket pesangon.
Ketika tenggat waktu mendekat, karyawan berebut untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan.
Satu tim di dalam Twitter memutuskan untuk mengambil keputusan bersama dan meninggalkan perusahaan.
Pada Kamis (17/11/2022) pukul 6 sore, lebih dari dua lusin karyawan Twitter di seluruh Amerika Serikat dan Eropa telah mengumumkan pengunduran diri mereka di unggahan Twitter.
Tidak betah
Dalam polling di aplikasi tempat kerja Blind, sebanyak 42 persen dari 180 orang memilih jawaban untuk "Mengambil opsi keluar, saya bebas!".
Seperempat mengatakan, mereka telah memilih untuk tetap "enggan," dan hanya 7 persen dari mereka mengatakan mereka tetap bertahan di perusahaan Twitter.
Musk bertemu dengan beberapa karyawan top untuk mencoba dan meyakinkan mereka untuk tetap tinggal.
Meskipun belum jelas berapa banyak karyawan yang memilih untuk tetap tinggal, angka tersebut menyoroti keengganan beberapa staf untuk tetap berada di perusahaan tersebut.
Sementara itu, Twitter, yang kehilangan banyak anggota tim komunikasinya, tidak menanggapi permintaan komentar.
Dalam obrolan pribadi di Signal dengan sekitar 50 staf Twitter, hampir 40 orang mengatakan mereka telah memutuskan untuk keluar.
Dan di grup Slack pribadi untuk karyawan dan mantan karyawan Twitter, sekitar 360 orang bergabung dengan saluran baru berjudul "PHK sukarela".
Alasan dan ambisi Elon Musk akuisisi Twitter
Dilansir kompas.com sebelumnya, orang terkaya di dunia versi Forbes, Elon Musk resmi membeli platform media sosial Twitter dengan harga 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp634 triliun.
Musk disebut sangat termotivasi untuk membeli Twitter sehingga dia memberikan penawaran terbaik dan terakhir untuk perusahaan.
Bahkan ia juga telah memiliki plan B jika tawaran itu gagal dan akan bertemu secara pribadi dengan beberapa pemegang saham Twitter untuk meyakinkan tawarannya.
Saham Twitter pun melonjak pada Senin (25/4/2022) pagi di tengah laporan bahwa perusahaan itu mungkin mendekati kesepakatan dengan Musk.
Lantas, mengapa Musk berambisi membeli Twitter meski sudah memipin Tesla dan SpaceX?
Promosi kebebasan berbicara
Dikutip dari Washington Post, Musk mengatakan bahwa dia ingin mempromosikan kebebasan berbicara di platform tersebut.
Bagi Musk, Twitter merupakan tempat penting untuk berbagi sudut pandang.
"Ya, saya pikir sangat penting untuk menjadi arena inklusif untuk kebebasan berbicara," kata Musk dalam sebuah wawancara.
"Twitter telah menjadi semacam alun-alun kota de facto, jadi sangat penting bagi orang-orang untuk memiliki realitas dan persepsi bahwa mereka dapat berbicara secara bebas dalam batas-batas hukum," sambungnya.
Musk belum mengatakan apakah ia akan mengubah larangan permanen terhadap mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dikeluarkan pada Januari 2021.
Rencana Musk tersebut mendapat kritik karena dianggap akan mengizinkan konten ekstremis.
Namun, Musk mengakui bahwa moderasi konten bukanlah masalah yang jelas.
Menurutnya, Twitter harus sangat berhati-hati dengan larangan permanen.
Buka semata soal uang
Ia menegaskan, kesepakatannya dalam pembelian Twitter bukan semata-mata tentang menghasilkan uang.
"Perasaan intuitif saya yang kuat adalah bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban," jelas dia.
"Saya sama sekali tidak peduli dengan ekonomi," tegasnya.
Kendati demikian, kesepekatan itu masih perlu diselesaikan, sebuah proses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Di bawah undang-undang federal, Musk harus memberi tahu regulator di Komisi Perdagangan Federal dan Departemen Kehakiman tentang rencananya untuk membeli Twitter.
Jika regulator membuka tinjauan kesepakatan, itu bisa menyebabkan penundaan kesepatan pembelian. Ketika mengumumkan tawarannya, Musk menyebut Twitter tidak akan berkembang jika dalam bentuknya saat ini.
Karena itu, perusahaan tersebut perlu diubah sebagai perusahaan swasta.
Musk mengaku ingin mempertahankan pemegang saham sebanyak yang diizinkan oleh undang-undang.
Akan tetapi, ia belum mengumumkan rencana terkait tim kepemimpinan atau direksi potensial.
Ambisi perang melawan "pasukan bot" dan rencananya
Memerangi proliferasi bot di Twitter adalah perubahan lain yang disukai Musk, dikutip dari NPR.
Sebagai informasi, bot merupakan akun palsu yang diprogram untuk menanggapi twit tentang topik terentu.
Kerajaan bisnis Musk telah dikenal menarik bagian yang adil dari bot, termasuk bot pendukung perusahaan mobil listriknya Tesla yang menyerang kritik Musk.
Namun, ia belum mengutarakan keinginannya untuk melunakkan bot semacam itu.
Menurutnya, harus ada tindakan keras terhadap bot scammy yang mempromosikan keramaian cryptocurrency.
Selain memerangi bot, Musk juga mendukung adanya tombol edit yang memungkinkan pengguna untuk mengubah apa yang mereka tuliskan.
Musk juga mendukung algoritma Twitter dibuka untuk umum dan menempatkannya di GitHub, situs yang populer di kalangan pemrograman untuk berbagi kode komputer.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tagar RIP Twitter Trending di Medsos, Apa yang Terjadi?