Berita Jateng

Sumbatan Sampah Sungai Bringin Kian Memperparah Banjir Mangkang Semarang

Banjir yang terjadi di Wonosari dan Mangkang Wetan kemarin sore bukan semata-mata lantaran kebocoran titik pintu talut proyek normalisasi sungai Bring

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Aliran Sungai Bringin, Kota Semarang 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Banjir yang terjadi di Wonosari dan Mangkang Wetan kemarin sore bukan semata-mata lantaran kebocoran titik pintu talut proyek normalisasi Sungai Bringin.

Ternyata ada sumbatan berupa tumpukan sampah di jembatan nasional  Wonosari,  Ngaliyan.

Kondisi itu ikut memperparah banjir tersebut.

"Iya banjir kemarin ada sumbatan sampah di jembatan nasional, banyak sampah menumpuk di situ,hal itu menjadi salah satu kondisi memperparah banjir," kata PPK Sungai Pantai 2 BBWS Pemali Juana, Dani Prasetyo kepada TribunMuria.com, Jumat (14/10/2022).

Baca juga: Jadi Acuan Bisnis Boga di Jateng, Pameran Food and Beverage Terbesar Digelar di De Tjolomadoe

Ia mengaku, debit air sungai kemarin sore juga terlalu besar dibandingkan debit yang biasa terjadi. 

Ditambah sampah-sampah kiriman dari hulu yang menumpuk di jembatan nasional di Wonosari, Ngaliyan.

Selain itu, kondisi saluran drainase yang tak mampu menampung debit air lantaran  drainase jalan posisi lebih rendah daripada air sungai.

Tak heran ketika air sungai tinggi drainase tak bisa menampung.

"Untuk sampah yang menumpuk di jembatan nasional itu di luar kewenangan kami tapi Bina Marga. Yang punya wewenang meninggikan jembatan itu Bina Marga," terangnya.

Di samping itu, diakuinya , masih ada titik-titik yang belum pihaknya kerjakan karena masih terkendala pembebasan lahan yang hingga kini belum terselesaikan oleh Pemkot Semarang.

Pihaknya lantas melakukan langkah-langkah pencegahan supaya kejadian banjir tak terulang kembali yakni dengan meninggikan saluran.

"Iya kami tinggikan supaya tak kembali terjadi," ungkapnya.

Progres normalisasi 

Dani mengungkapkan, progres normalisasi Sungai Bringin mencapai 80 persen. 

Pihaknya optimistis proyek yang diidamkan warga di aliran sungai Beringin itu selesai sesuai target pada Desember 2022.

Di waktu yang kian mepet. Kondisi musim hujan menjadi tantangan tambahan dalam  pengerjaan proyek tersebut. 

Baca juga: Jadi Tontonan, Viral Video Duel Remaja di Kabupaten Blora

"Musim hujan pasti menghambat. Tapi kami tetap kejar. Misal harus dilembur maka kami terapkan lembur," bebernya.

Selain kendala musim hujan, pihaknya kini terkendala lahan sengketa. 

Hingga kini masih ada 43 bidang tanah yang belum dibebaskan. 

"Hal itu memperlambat proses pengerjaan," katanya.

Ia mengatakan, pembebasan lahan menjadi kendala utama dalam pengerjaan proyek normalisasi.

Pihaknya tentu alami kendala saat lahan belum bebas tapi melakukan pemasangan kontruksi.

"Selain itu, akses lokasi juga terbatas. Keluar masuk dump truk masih terbatas," ujarnya.

Ia menyebut, proses pengerjaan normalisasi Sungai Bringin saat ini sudah berupa pemasangan tanggul talut. 

Selian itu ada pemasangan jembatan existing di empat titik, meliputi jembatan Wonosari, Muhammadiyah, Hasanudin, dan jembatan Perahu.

Jembatan Muhammadiyah dan Hasanuddin berada di Mangkang Wetan. Sedangkan jembatan Perahu di Mangunharjo.

Rekontruksi jembatan dilakukan seusia desain terutama lebar jembatan agar menyesuaikan kontruksi sungai Beringin.

"Jembatan existing saat ini sudah rendah kalau banjir alami penyempitan," paparnya.

Menurut Dani, panjang proyek kontruksi  normalisasi sungai Beringin sepanjang 4,25 kilometer.

Nantinya, lebar sungai rata-rata menjadi 25 meter di bagian hulu dan  30 meter di hilir.

Luasan sungai Beringin di kondisi tersebut akan mampu menampung debit air sebesar 371 meter kubik perdetik atau tiga kali lipat daya tampungnya dibandingkan dengan kondisi sungai sekarang.

Sungai Bringin sebelum ditangani hanya mampu menampung 100 meter kubik perdetik.

Sebagai gambaran banjir kemarin itu di angka kisaran 250 kubik perdetik.

"Jadi ditingkatkan tiga kali lipatnya," katanya.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengatakan, banjir terjadi, di samping lantaran curah hujan tinggi baik dari wilayah atas maupun bawah, ternyata disebabkan normalisasi Sungai Bringin.

Sebab ada beberapa simpul titik pertemuan anak sungai dengan Sungai Bringin mestinya harus dipasang pintu dulu malah pintu ditinggal.

"Saya minta alat berat menutup dulu pakai tanah baru itu aman tapi air campur lumpur sudah terlanjur masuk rumah," bebernya, kepada TribunMuria.com, Kamis (13/10/2022) malam.

Ada empat titik yang menjadi pintu masuk air banjir masuk ke permukiman warga, yakni di RW 6 dan RW 7 Wonosari Ngaliyan.

Ditambah di Mangkang Wetan ada celah di pinggiran sungai persisnya di RW 1 dan RW 7.

Ia mengatakan, petugas proyek lebih mengejar pemasangan Sheet pile atau tiang pancang terlebih dahulu sehingga pintu yang belum terpasang membuat air masuk lewati titik tersebut.

Hal itu terjadi di Wonosari, Ngaliyan.

"Di Mangkang Wetan sheet pile yang masih kurang dipasang sehingga memberikan celah bagi air masuk ke rumah warga," papar pria yang akrab disapa Pilus itu.

Ia meminta kepada pihak yang mengerjakan proyek Sungai Bringin hal-hal tersebut jangan sampai terulang kembali.

"Iya kami sudah rapatkan koordinasi dengan Camat, nanti kami undang pelaksana proyek yang tadi kami sampaikan dipersiapakan dulu biar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," bebernya.

Baca juga: Antisipasi Bencana, Bupati Hartopo : Kami Sudah Koordinasi Sampai Desa

Menurutnya, normalisasi sungai Beringin menjadi harapan warga di Wilayah Kecamatan Ngaliyan dan Tugu supaya wilayahnya tidak terendam banjir yang sudah menjadi langganan tiap tahun.

Pihaknya mendorong proyek itu harus selesai tepat waktu dan jangan sampai molor sebab curah hujan tinggi di Desember sampai Januari.

"Normalisasi ini menjadi kebanggaan warga supaya menjawab impian dan harapan selama ini eh malah ini dikirim lagi," tandasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved