Berita Jateng
Menikmati Asrinya Hutan Bambu di Spot Wisata Papringan Wisanggeni Temanggung, Gratis Lho!
Papringan Wisanggeni, objek wisata hutan bambu di Dusun Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, bisa dinikmati gratis.
TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Spot-spot wisata di Kabupaten Temanggung berbasi pemberdayaan masyarakat masih terus bertumbuh.
Satu di antaranya adalah objek wisata Papringan Wisanggeni, yang terletak di Dusun Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo.
Masyarakat bisa menikmati asrinya suasanya hutan bambu, dengan berbagai atraksi lain.
Menariknya lagi, warga dapat menikmati asrinya suasana hutan bambu tanpa dipungut biaya, alias gratis lho!

Menempati lahan seluas hampir satu hektare, lokasi yang sebelumnya merupakan belantara hutan bambu itu kini disulap menjadi sebuah area rekreasi yang wajib dicoba untuk mencari suasana alam yang masih sangat asri.
Ialah Rizal Ifan Chanaris (32), warga desa setempat yang menginisiasi berdirinya destinasi wisata berbasis alam berupa rerimbunan vegetasi bambu tersebut sejak sekitar sebulan lalu.
Dijelaskan, ide pembukaan lahan tersebut tak lain lantaran dirinya ingin memunculkan sebuah daya tarik wisata berbasis pemberdayaan masyarakat, yang mampu mengakomodir pengembangan perekonomian warga sekitar.
“Sudah sekitar setahun lalu saya mengonsep dan mencari lokasi yang paling potensial serta komperhensif, guna menjadikan stimulan bagi bangkitnya ekonomi masyarakat desa pasca-dihantam badai pandemi,” jelasnya, Jumat (14/10/2022).
Ditambahkan, di lokasi Papringan Wisanggeni saat ini, pengunjung bisa menikmati sejumlah atraksi, di tengah suasana hutan bambu yang asri.
Di antaranya, galeri bonsai, dan berbagai kuliner lokal khas pedesaan yang dapat dinikmati dengan harga super murah, yang digelar rutin setiap hari Sabtu hingga Minggu saban pekannya.
Namun demikian, hal tersebut bersifat sementara. Ke depan, pengunjung akan lebih dimanjakan lagi dengan suasa yang 'lebih hidup'
Pasalnya, saat ini lokasi tersebut tengah dalam proses penggarapan untuk menjadi destinasi wisata berupa taman lampion, yang memaksimalkan bahan-bahan limbah sampah yang dikreasikan sedemikian rupa menjadi karya yang bermanfaat.
“Sementara ya pengunjungnya baru di angka sekitar 200 sampai 300 orang yang dapat masuk secara gratis."
"Sedangkan konsep besar yang saya dan tim kembangkan nantinya adalah taman lampion yang menggunakan bahan-bahan berbasis alam dan limbah."
"Jadi nanti pengunjung dapat menikmati gabungan konsep wisata kekinian, konservasi alam, pasar kontemporer era peradaban Jawa di masa lalu, hingga pusat seni kebudayaan lokal yang akan dipentaskan secara berkesinambungan dalam periodisasi tertentu,” imbuhnya.