Berita Jateng
Kedai Kopi Literasi Ala Aditya Aji di Pygmy Owl Coffe Semarang, Tersedia Aneka Buku untuk Pengunjung
Kebutuhan menikmati secangkir kopi di kedai kopi kekinian hingga angkringan mengalami pergeseran oleh penikmatnya.
Penulis: Agus Salim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kebutuhan menikmati secangkir kopi di kedai kopi kekinian hingga angkringan mengalami pergeseran oleh penikmatnya.
Ada perubahan dari aktivitas ngopi hari ini dengan semangat awalnya sebagai wadah bertukar pengetahuan.
Aktivitas ngopi kini seolah tak lebih dari sekadar pemenuhan gaya hidup dan status sosial dari si penikmat.
Fenomena itu membawa pemilik Kedai Kopi Pygmy Owl Coffe, Aditya Aji Pamungkas untuk membangkitkan kembali semangat bertukar pengetahuan di kedai kopi.
Baca juga: Nyong Fest 2022 Berlangsung Selama Dua Hari, Grup Band Kotak dan Tipe-X Siap Guncang Kab. Tegal
"Ide itu sudah saya rencanakan sejak 2018. Namun baru terealisasi tahun 2020 kemarin," katanya kepada TribunMuria.com, Jumat (14/10/2022).
Melalui konsep kedai literasi, Aji, begitu disapa, ingin menciptakan kehangatan suasana dan keakraban penikmat kopi yang menyeruputnya terutama kalangan milenial.
Di Kedai Pygmy Owl Coffe miliknya, ia sengaja menyediakan berbagai buku yang bisa dibaca oleh pengunjung.
Juga dilengkapi beberapa alat musik yang bisa dimainkan.
"Di sini ada berbagai buku dan alat musik yang bisa dipinjam, tapi tidak untuk dibawa pulang," kata dia.
Diakuinya, bangunan yang berdiri di pinggir jalan Prof. Hamka Ngaliyan, Semarang itu hanya memiliki luas 3x7 meter.
Ukuran itu, kata dia, diadopsi dari konsep tata ruangan small Coffee shop yang lebih mementingkan kepuasan pelanggan.
"Konsep ruangannya adalah hasil adopsi dari coffee shop Thailand, di mana lebih mementingkan kepuasan pelanggan dengan ukuran tempat yang tak begitu lebar," lanjutnya.
Meski begitu, pengunjung tak perlu takut kepanasan lantaran, bangunan itu dilengkapi pendingin ruangan.
Baca juga: Dapur Umum Dibangun di Mangkang Wetan Semarang untuk Bantu Korban Banjir
Satu di antara penikmat kopi di Kedai Pygmy Owl Coffe, Rani mengaku betah saat menikmati kopi di kedai Pygmy Owl Coffe.
Rani yang memang tak terlalu menyukai kebisingan saat membaca buku dan bertukar gagasan di kedai kopi, memilih Pygmy Owl Coffee sebagai tempat merawat literasi yang kini rawan memudar.
Di sini, kata mahasiswa UIN Walisongo itu, pelanggan bisa bebas membaca buku dan menuangkan pikiran dalam kesunyian serta didukung keindahan tata ruang yang membuat kedai semakin nyaman.
"Nyaman dan tenang. Harga juga bersahabat dengan mahasiswa," katanya. (*)