Tragedi Kanjuruhan

Siswa ASTI Kudus Down Dengar Tragedi Kanjuruhan, Berdampak pada Akademi Sepak Bola ?

Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus, sempat down dan ingin menjauhi sepak bola setelah Tragedi Kanjuruhan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rezanda Akbar D
Murid-murid ASTI Kudus memanjatkan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Rabu (5/10/2022). 

Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus, sempat down dan ingin menjauhi sepak bola setelah Tragedi Kanjuruhan. Kerusuhan Malang berdampak pada kelanjutan akademi sepak bola?

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Dampak tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang menyebabkan adanya kekawatiran dan penurunan minat dalam olahraga sepak bola.

Seusai insiden Kanjuruhan, sepak bola di Indonesia seolah sedang berduka hingga aksi solidaritas untuk korban Tragedi Kanjuruhan, bergema di penjuru Tanah Air.

Serentetan peristiwa tersebut ternyata berdampak kepada anak-anak siswa akademi sepak bola.

Seperti yang terjadi pada Akademi sepak bola di Kabupaten Kudus, Rabu (5/10/2022).

Arif Budianto, CEO Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus, menjelaskan bahwa sempat ada penurunan semangat anak akademi dalam bermain bola. 

"Secara insidentilnya, ada murid akademi yang sempat down melihat berita. Tapi setelah anak-anak kembali ke lapangan mereka semangat," terangnya.

Tidak hanya pada anak-anak akademi, namun orang tua dari anak-anak juga khawatir.

"Kalau sampai menarik anak-anak dari sepak bola saya pikir tidak sejauh itu. Hanya menyampaikan kegelisahan dan kekawatirannya," jelasnya.

Hanya saja, dampak terparahnya yang terjadi di Akademi bahwa murid yang berpikir tidak ada harapan bermain sepakbola di Indonesia.

Mengingat ancaman hukuman dari FIFA ataupun pemberhentian sementara liga.

"Ya terkait pembekuan liga itu, anak-anak cemas berpikir kalau sepak bola Indonesia tidak ada harapan," tuturnya.

Arif berharap, sepak bola di Indonesia bisa bangkit lagi dan semakin maju.

"Semoga tragedi ini tragedi terakhir, supporter bisa lebih bijaksana dan tidak terlalu fanatis," tutupnya.

Pada saat di temui Tribunjateng, para anak-anak akademi sepakbola sedang berlatih dan juga melakukan doa untuk korban Kanjuruhan. (Rad)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved