Berita Jateng

Tercakup Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu, Tamansari Boyolali Dicanangkan Kawasan Konservasi

Kecamatan Tamansari, yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu, dicanangkan sebagai Model Kecamatan Konservasi di Kabupaten Boyolali.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Moch Anhar
DOKUMENTASI
Tinjauan lokasi demplot konservasi tanah air dgn model terasering kombinasi strip rumput indigofera di site project CSR Aqua Klaten LPTP Kedaireka IPB bersama Wakil Bupati Boyolali, Kepala BP3D dan OPD terkait, LPTP, BPDAS, BRIN, BALITEKDAS dan masyarakat konservasi, Kamis (1/9/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BOYOLALI - Kecamatan Tamansari dicanangkan sebagai Model Kecamatan Konservasi di Kabupaten Boyolali.

Sebagai informasi, Kecamatan Konservasi merupakan strategi pendekatan model konservasi dengan mengedepankan masyarakat agar terlibat dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas pengelolaan konservasi di lingkup kecamatan.

Bupati Boyolali, Said Hidayat menyampaikan menjaga kelestarian adalah tanggung jawab bersama dan saling memberi manfaaat antara hulu, tengah, dan hilir.

Baca juga: Perluas Pemasaran Batik Lasem, Unika Soegijapranata Semarang Kembangkan Metaverse

"Tengah dan hilir akan menjadi upaya pelestarian yang berkelanjutan bagi semua pihak," ucapnya dalam rilis yang diterima TribunMuria.com, kemarin.

Model kecamatan konservasi di Kecamatan Tamansari itu sudah diinisiasi sejak tahun 2020 silam.

Kawasan tersebut, masuk dalam wilayah konservasi yakni Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu.

Hal ini menjadi prasyarat untuk terbentuknya kecamatan konservasi. 

"Kecamatan Konservasi juga bakal menjadi salah satu piranti kebijakan pendukung bagi implementasi mekanisme imbal jasa lingkungan atau disebut dengan PES (payment environmental services-Red) oleh komunitas di hilir kepada komunitas di Hulu," ungkap bupati.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Boyolali, Mochamat Syawalludin mengatakan, inisiatif deklarasi Kecamatan Konservasi ini juga untuk mendukung kebijakan Kabupaten Boyolali dalam mewujudkan Boyolali Smart City, Water City, dan Green City.

Yakni dalam penerapan prinsip konservasi setiap arah pembangunan di Kawasan Tamansari.  

"Sehingga, terjadi keberlanjutan sumber daya air untuk kepentingan sektor ekonomi di wilayah tengah dan hilir," ungkapnya.

Pegiat Pusur Institute, Rama Zakaria mengatakan, pencanangan Kecamatan Tamansari menjadi model Konservasi menjadi semangat aksi kolektif para pihak dalam upaya pelestarian sumberdaya alam khususnya air. 

"Ini menjadi momen untuk memicu daerah ain untuk melakukan upaya yang sama, kami berharap masyarakat luas bisa mengetahui skema ini, sekaligus memperkuat kolaborasi multi pihak yang ada," ucapnya mewakili stakeholder relation manager Pabrik Aqua Klaten. 

Ditambahkan, Direktur Program LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan), Sumino, untuk wilayah Boyolali sudah dimulai sejak 2014 lalu.

Pihaknya bekerja sama dengan Pabrik Aqua telah melakukan pemberdayaan masyarakat, diantaranya program konservasi terintegrasi dengan pengembangan ekonomi melalui potensi lokal.

Baca juga: Memanfaatkan Panel Surya, Mahasiswa UKSW Berhasil Membuat Alat Pengusir Burung Bernama Nggusah

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved