Berita Jateng

Maniak Pasang Nomor Togel, Pendi Justru Kebingungan Lapak Judi di Semarang Tutup

Selama seminggu terakhir, para maniak judi tak bisa menyalurkan hobinya, yakni memasang nomor togel.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
Dokumentasi Tribun Jateng
Foto dokumentasi Anggota Satpol PP Kota Semarang melakukan penertiban judi togel di wilayah Semarang Utara, Sabtu (10/4/2021) malam. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pendi (bukan nama sebenarnya) pria berusia 45 tahun mengaku stres.

Sebab, ia selama seminggu terakhir tak bisa menyalurkan hobinya yakni memasang nomor togel.

"Iya bikin stres," jawabnya singkat kepada Tribunjateng.com , Rabu (24/8/2022).

Ia mengaku, setiap memasang judi togel menghabiskan uang Rp10 ribu.

Jenis judi favoritnya yaitu togel Hongkong alias HK.

Baca juga: Curhat Warga Soal Pemberantasan Judi, Ada yang Kecanduan, Sampai Uang Kas Pengajian Ditilep

Baginya, judi togel adalah hobi saja bukan ingin menjadi orang kaya.

"Ya pasang togel buat obat stres saja," kata tukang parkir tersebut.

Terpisah, penikmat judi togel berinisal WH (55) mengatakan, sudah suka judi togel sejak lama.

Namun, mulai intens pasang sejak empat tahun lalu.

"Tiap hari pasang, sekarang tidak pasang lemas. Apalagi ini perjudian togel darat pada ditutup," bebernya kepada Tribunjateng.com.

Ia mengatakan, terakhir pasang togel seminggu yang lalu di lapak dekat rumahnya di Kecamatan Semarang Barat.

Ia pasang togel Hongkong sebesar Rp30 ribu.

"Iya sehari masang rata-rata Rp30 ribu," ungkap pria pekerja bangunan itu.

Ia pun mengaku kecewa atas tutupnya para lapak judi togel.

Ia merasa kehilangan kebiasaan yang sudah dilakoninya setiap hari.

Biasanya setiap hari beli togel Jam 21.00 malam , sekarang hanya berdiam diri.

Kemudian malam hari pukul 23.00, biasanya dihabiskan untuk menunggu nomor togel keluar jadiĀ  tidak ada yang ditunggu.

"Hidup jadi itu-itu saja. Sekarang tidak ada yang ditunggu," terangnya.

Ia menyebut, asyik berjudi togel hanya untuk kepuasan batin.

Berjudi togel sebatas menyalurkan hobi sebagai maniak judi togel.

"Motif ekonomi tidak ada karena kalo menang dapatnya tidak seberapa.

Sering tembus dua minggu sekali, tapi jumlah dapatnya tidak seberapa, pasang Rp30 ribu dapat Rp300 ribu. Itu juga diputar buat pasang lagi," terangnya.

Selain sebagai penyalur hobi, berjudi togel menjadi bahan topik obrolan saat kongkow-kongkow bareng kawan-kawan sesama penghobi togel.

"Tukar pikiran saja. Ngobrol ga lengkap kalau tidak ada obrolan soal togel," ujarnya.

Baca juga: PSIS Semarang Dikabarkan Dapat Sponsor Rumah Judi Online, Manajemen Angkat Bicara

Soal pernyataan polisi, pejudi berhenti karena sadar tidak sepenuhnya benar.

Ia menegaskan, sebaliknya banyak pejudi yang bingung banyak lapak tutup tidak tersalurkan hobi dan pemikiran soal dunia pertogelan.

"Judi terutama togel sudah sangat umum di kalangan masyarakat khususnya Kota Semarang. Kalau warung togel nanti buka, ya kami beli lagi," tegasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved