Polisi Tembak Mati Polisi
4 Rekening Brigadir J Dikuras Sambo, Digunakan Transfer Rp200 Juta ke Bripka RR dan Skuad
4 rekening bank milik Brigadir J dikuasa Sambo, pascakorban diekskusi. Rekening Brigadir J digunkan Sambo kirim uang Rp200 juta k Bripa RR dan skuad
- 4 rekening bank milik Brigadir J, dikuasai oleh Ferdy Sambo, setelah Brigadir J diekskusi mati.
- Rekening Brigadir J digunakan Sambo untuk transfer uang Rp200 juta kepada pihak yang diduga Bripa RR dan skuad.
TRIBUNMURIA.COM - Sejumlah rekening milik Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, dikuasai oleh pihak Irjen Ferdy Sambo.
Penguasaan sejumlah rekening Brigadir J itu, terjadi setelah Yosua diekskusi, ditembak mati di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
Pascadikuasai Sambo, ada transaksi pengiriman uang senilai Rp200 juta dari rekening Brigadir J ke rekening yang diduga milik Bripka Ricky Rizal.
Selain itu, patut diduga ada transaksi lain dari rekening Brigadir J, karena itu Kamarudin berencana menelusuirnya dengan meminta bantuan PPATK atau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
"Dengan mentransaksikan dari bank almarhum ke banknya diduga (Bripka) RR atas perintah FS (Ferdy Sambo)," tuturnya dalam Kabar Petang di YouTube tvOne pada Selasa (16/8/2022).
Kamaruddin juga mengatakan memperoleh informasi di mana uang yang dikirim ke rekening RR kembali mengalir ke rekening skuad yang lain.
Namun, terkait skuad yang menerima uang tersebut, Kamaruddin tidak menjelaskan secara lebih detail.
"Menurut informan yang ke saya, mengalir (uang dikirimkan ke orang lain -red) lagi. Bahkan uang itu ada di beberapa rekening termasuk di rekening skuad yang lain."
"Termasuk di salah satu rekening satu orang yang tidak bisa bicara. Itu lebih besar lagi, ada di bank BCA," jelasnya.
Menanggapi temuan ini, Kamaruddin pun akan meminta surat kuasa kepada keluarga Brigadir J untuk melakukan investigasi terhadap rekening milik almarhum.
"Saya meminta surat khusus dari ayah ibunya (Brigadir J) supaya saya bisa lebih leluasa ke bank-bank yang dimaksud, ada empat bank termasuk ke Bank Indonesia dan PPATK," jelasnya.
Dana Ferdy Sambo mengalir hingga ke DPR?
Dana gelap Ferdy Sambo disebut mengalir jauh hingga ke DPR RI.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Nasional Demokrat (NasDem) Taufik Basari membantah adanya dugaan dana mengalir dari Ferdy Sambo terkait pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Saya tidak tahu apakah ada hal seperti itu. Yang jelas kalau dari segi waktu sepertinya tidak mungkin, karena peristiwa itu terjadi saat kita reses di dapil," tuturnya pada Selasa (16/8/2022) dikutip dari Tribunnews.
Pada kesempatan yang sama, Taufik juga menjelaskan terkait kesan DPR yang seakan tidak banyak berkomentar terkait kasus tewasnya Brigadir J.
Taufik menjelaskan kesan seperti itu muncul lantaran DPR tengah dalam masa reses saat kasus Brigadir J ini bergulir.
Sehingga, menurutnya, hal tersebut membuat adanya kesulitan menggelar rapat secara formal.
Ditambah, digelarnya rapat formal juga perlu adanya izin dari pimpinan.
“Sehingga ketika terjadi di tengah masa reses kami gak bisa rapat-rapat sehingga yang terjadi di dalam grup yang angota Komisi III diam saja kita bertukar informasi di dalam grup,” ujarnya.
Ferdy Sambo Dilaporkan ke KPK
Ferdy Sambo dilaporkan oleh Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (Tampak) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya tiga dugaan suap dalam kasus tewasnya Brigadir J.
Dikutip dari Tribunnews, pelaporan ini dilakukan pada Senin (15/8/2022).
Adapun rincian dugaan suap yang dilakukan Ferdy Sambo yaitu memberikan dua amplop kepada staf LPSK saat mengunjungi Kantor Div Propam pada 13 Juli 2022.
"Dilakukan salah seseorang dari stafnya Ferdy Sambo di ruangan Ferdy Sambo di Kadiv Propam," kata Koordinator TAMPAK Robert Keytimu.
Sementara dugaan suap yang kedua adalah adanya pemberian hadiah atau janji oleh Ferdy Sambo kepada Bharada Richard Eliezer, Brigadir RR, serta asisten rumah tangga, Kuat Ma'ruf.
Terakhir, pelaporan kepada Ferdy Sambo adalah terkait dugaan suap kepada satpam kompleks di kediamannya.
Robert mengatakan satpam tersebut mengaku telah dibayar sejumlah uang agar menutup portal menuju kompleks rumah Irjen Ferdy Sambo.
"Muncul pengakuan dari petugas keamanan atau satpam kompleks rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling Ill, Jakarta Selatan."
"Mengaku diminta menutup seluruh portal yang mengarah ke kompleks setelah kasus itu makin ramai. Bayarannya Rp150 ribu," pungkasnya.
Polisi 'korban' rekayasa Sambo bertambah
Polisi yang diduga melanggar kode etik dan terlibat dalam rekayasa pembunuhan Brigadir J, kini bertambah jadi 36 orang.
Sebelumnya, 31 orang polisi telah diperiksa tim dari Inspektorat Khusus (Itsus) Polri.
Mereka berasal dari berbagai level pangkat dan jabatan, serta lintas kesatuan.
Mulai tamtama hingga perwira tinggi. Serta, mulai dari personel Polresta Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya, bahkan hingga Bareskrim Polri.
Sejumlah personel itu, diduga diduga tidak professional hingga hilangkan barang bukti kasus Brigadir J.
"Kemarin ada 31 anggota, tambah 1 orang dan semalam tambah lagi 4 orang anggota," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/8/2022).
Kiwari, hingga Selasa (16/8/2022), gerbong Sambo yang terlibat dalam rekayasa kasus pembunuhan Brigadir J bertambah hingga menjadi 63 orang. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kuasa Hukum Sebut 4 Rekening Brigadir J Dikuasai Ferdy Sambo, Diduga Kirim Rp 200 Juta ke Bripka RR