Berita Nasional
Masih Misteri, Belum Ada Instansi Pemerintah yang Bertanggung Jawab soal Timbunan Sembako di Depok
Timbunan sembako bantuan presiden yang diperkirakan banyaknya semuatan satu kontainer di Depok, Jawa Barat masih menjadi misteri.
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Timbunan sembako bantuan presiden yang diperkirakan banyaknya semuatan satu kontainer di Depok, Jawa Barat masih menjadi misteri.
Belum ada instansi pemerintah yang mampu menjelaskan asal-usul keberadan sembako yang ditimbun dua tahun silam tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, sejumlah instansi terpaksa saling lempar tanggung jawab saat dimintai keterangan adanya timbunan sembako, yang terdiri beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok Asloeah Madjri, berdalih, sembako bantuan presiden yang dikubur di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, merupakan milik Kementerian Sosial (Kemensos).
Baca juga: Atlet Pencak Silat Kudus Raih Medali Emas Kejuaraan Pencak Silat Dunia, IPSI Kudus Buka Donasi
Baca juga: Bentuk Help Desk, KPU Jepara Layani Konsultasi Pendaftaran Parpol Calon Peserta Pemilu 2024
Ia memastikan sembako bantuan presiden yang dikubur itu tak ada sangkut pautnya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
"Intinya itu banpres (bantuan presiden) milik Kemensos, tidak ada hubungannya dengan Dinsos Kota Depok," ungkap Asloeah, dikutip dari TribunJakarta.com, Senin, 1 Agustus 2022.
Ia mengatakan, selama ini penyaluran bantuan sosial di Kota Depok berlansung lancar dan tidak menggunakan jasa ekspedisi JNE.
"Penyaluran di Depok juga sejauh ini aman, dan Dinsos tidak pernah menggunakan JNE," tutur dia.
Sementara itu, sejumlah pejabat di Kemensos yang dimintai konfirmasi soal temuan timbunan sembako ini oleh Kompas.com, belum ada yang bersedia berkomentar.
Diberitakan Tribunmuria.com sebelumnya, warga Depok digegerkan oleh penemuan satu kontainer sembako bantuan presiden(banpres) Joko Widodo atau Jokowi yang tertimbun di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur ini ditemukan terkubur di kedalaman tiga meter pada Jumat (29/7/2022).
Beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.
Bau busuk menyengat pun santer tercium. Tampak sembako ini telah membusuk hingga berjamur.
Orang yang menemukan dugaan penimbunan sembako ini bernama Rudi Samin.
Dia mengaku menemukan timbunan sembako ini setelah mendapat laporan dari salah seorang karyawan jasa pengiriman JNE di sekitar lokasi kejadian.
Baca juga: Persiku Kudus Diisi Pemain Lokal, Manajer Faisal: Hanya Ada 3 - 4 Pemain Luar Kota
Baca juga: Kronologi 2 Pekerja Tewas Tertimbun Runtuhan Sumur di Cilacap, Ada Bau Gas Menyengat Diduga Beracun
JNE Menyebut Tak Ada Pelanggaran
Vice President of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengungkapkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan perusahaan atas ditemukannya sejumlah paket bantuan sosial dari presiden di lahan tersebut.
Menurut dia, timbunan sembako tersebut dalam kondisi rusak.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya, Minggu, 31 Juli 2022.
Menurut Eri, JNE Express selalu berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan.
Sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, kata Eri, JNE berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggannya.
"Oleh karena itu, JNE mendukung program pemerintah dalam proses distribusi beras bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bekerja sama dengan pihak terkait," kata dia.
Bantahan Istana Pakai JNE untuk Distribusi
Pihak Istana Kepresidenan menegaskan tak pernah bekerjasama dengan perusahaan logistik JNE Express untuk mengirimkan sembako bantuan Presiden.
Hal ini disampaikan salah satu sumber di Istana Kepresidenan terkait dengan temuan sembako bantuan Presiden yang terkubur di sebuah lapangan kosong di Depok.
Perusahaan logistik JNE mengakui mengubur bantuan sembako itu karena sudah rusak sebelum bisa disalurkan ke masyarakat.
"Istana tidak pernah bekerjasama dengan JNE," kata salah satu pejabat Istana di lingkup Sekretariat Presiden, saat dihubungi Kompas.com, Senin, 1 Agustus 2022, pagi.
Penggali Terima Tugas untuk Gali Septic Tank
Nanang Firmansyah tak pernah menyangka bahwa lubang yang digalinya di sebuah tanah kosong di Kelurahan Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok, dua tahun lalu, akan digunakan untuk mengubur sembako bantuan presiden.
Ia baru menyadari hal itu setelah setelah sembako bantuan presiden itu ditemukan oleh warga setempat baru-baru ini.
Nanang mengatakan, pada 2020 ia menerima perintah menggali lubang dari seseorang bernama Dadung.
Saat itu, ia mendapat informasi bahwa lubang yang digalinya itu untuk keperluan pembuatan septic tank.
"Saya awalnya dikasih orderan dari teman, namanya Pak Dadung untuk gali septic tank," tutur Nanang di lokasi penemuan sembako, Senin 8 Januari 2022, dilansir dari TribunJakarta.com.
Nanang pun menggali lubang tersebut selebar dua meter dan kedalaman satu setengah 1,5 meter. Begitu pekerjaannya rampung, Nanang pun meninggalkan lokasi.
"Jadi saya gali doang. Kedalaman satu setengah meter 1,5 meter, lebar dua meter," kata dia.
Nanang mengatakan dirinya menggali lubang tersebut dengan cara manual bersama Rusdi, yakni dengan pacul selama dua hari kerja.
Baca juga: Bupati Blora akan Gelar Pementaskan Wayang Kulit Rutin Tiap Malam Sabtu Pon di Pendopo Kabupaten
Baca juga: Ratusan Santri Madrasah Diniyyah di Pakisaji Jepara Ikut Porsadin, Panitia: Ada 10 Cabang Lomba
Adapun Dadung menjelaskan bahwa awalnya dirinya diminta untuk mencarikan penggali tanah oleh orang dari kantor jasa pengiriman barang JNE yang ada di seberang lokasi penemuan.
"Intinya minta cari tenaga, tapi kebetulan saya tidak siap tenaga kuli. Akhirnya saya cari teman ini (Nanang dan Rusdi)," ujar Dadung, dilansir dari TribunJakarta.com, Senin 1 Agustus 2022.
Ia sama sekali tidak diberitahu jika lubang hasil galian dua rekannnya bakal digunakan untuk menimbun sembako bantuan presiden sampai satu kontainer.
"Ya, iya. Saya merasa dibohongi seperti itu. Awalnya dibilang septic tank. Kalau tahu untuk itu kan kami juga tidak mau," tutur Dadung. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saling Sangkal Timbunan Sembako Bantuan Presiden, Siapa Bertanggung Jawab?"