Berita Pati
Wabup Tegaskan Program Satu Perangkat Desa, Satu Desa Dampingan Harus Ada Intervensi yang Jelas
Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, menyebut, upaya pengentasan kemiskinan di Blora harus dilakukan bersama-sama.
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, menyebut, upaya pengentasan kemiskinan di Blora harus dilakukan bersama-sama.
Termasuk program satu perangkat daerah, satu desa dampingan, intervensinya harus jelas.
Hal itu dikatakan Tri Yuli Setyowati saat rapat koordinasi bersama dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Blora, di Aula Bappeda Blora, Senin (25/7/2022).
“Tupoksinya harus jelas, siapa yang menangani harus jelas. Intervensi OPD juga harus dilakukan. Tolong disambungkan untuk program kerja OPD di tahun 2023, kita harus gotong royong,” ucap Tri Yuli Setyowati.
Baca juga: Dua Joki Pelaku Penembakan Istri TNI Tercatat sebagai Warga Semarang, Pak RT: Wah Sangar
Baca juga: Adaptasi Kemajuan Teknologi, Desa Cemani Sukoharjo Bikin Studio Podcast hingga Diapresiasi Bupati
Baca juga: Kapolda Jateng Sampai Heran Ekspresi Wajah Pelaku Mutilasi di Kabupaten Semarang Tenang Saja
Saat ini, Blora berada di posisi rangking 22 dengan angka kemiskinan 12,39 persen.
"Angka ini yang masih terbilang tinggi, sehingga penting bagaimana semua pihak bisa action untuk mengeluarkan masyarakat Blora dari kemiskinan," terangnya.
Disampaikannya, dengan posisi itu, Kabupaten Blora termasuk dalam posisi angka kemiskinan yang bisa dibilang masih tinggi di Provinsi Jawa Tengah.
"Untuk itu diharapkan dengan strategi yang program dan tepat, persoalan kemiskinan bisa segera terselesaikan," ucap Tri Yuli Setyowati.
Tri Yuli Setyowati meminta kepada seluruh anggota tim untuk segera melakukan percepatan dalam pengentasan kemiskinan.
"Bagaimana mengatasi kemiskinan yang ada di Kabupaten Blora, kita harus action ada tindakan, saya berharap tim ini tidak hanya seremoni, tidak hanya Blora angka kemiskinannya sekian, tapi bagaimana kemiskinan di Blora segera teratasi," tegas Tri Yuli Setyowati.
"Juga pendapatan per kapita masyarakat bisa naik. Ini penting agar kita tidak berada di dalam kemiskinan ekstrim,” pinta Tri Yuli Setyowati.
Dikatakannya, tugas TKPK antara lain melakukan koordinasi perumusan, kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Blora.
“Tupoksinya harus jelas, siapa yang menangani harus jelas, intervensi OPD juga harus dilakukan tolong disambungkan untuk program kerja OPD di tahun 2023, kita harus gotong royong,” tambahnya.
Termasuk, mendorong pembentukan Tim Penanggulangan Kemiskinan (TPK) di kecamatan hingga desa/kelurahan agar penanganan kemiskinan ini bisa semakin efektif.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan evaluasi dari capaian program satu perangkat daerah satu desa dampingan.
Adapun, pada tahap pertama program tersebut mencakup sosialisasi, verifikasi, validasi, pemetaan program kemiskinan 4 konsep (bansos terpadu, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UMKM, lainnya).
Baca juga: Jenazah Korban Mutilasi Disambut Isak Tangis Keluarga di Kab Tegal, Ibunya Histeris Sampai Pingsan
Baca juga: Update Harga Emas Antam di Semarang Selasa 27 Juli 2022, Turun Rp3.000 Per Gram
Baca juga: Pelaku Mutilasi Ungaran Datangi Rumah Korban, Pura-pura Cari Anaknya, Kabur setelah Bertelepon
Dari hasil desk 1 OPD 1 desa dampingan di 48 desa merah, per Desember 2021, diperoleh data hal-hal yang perlu menjadi perhatian berikut diantaranya berkaitan dengan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Berkaitan dengan data di 48 desa merah, infrastruktur, mulai dari RTLH prioritas 1 sebanyak 3.703, tidak memiliki fasilitas BAB/jamban sebanyak 2.214, sumber air minum yang tidak terlindungi 1016, sumber penerangan utama bukan listrik 910.
Lalu kemudian kesehatan, untuk penyakit kronis sebanyak 1425 dan difabilitas 583. Kemudian pendidikan, untuk anak yang tidak bersekolah pada usia sekolah diketahui sebanyak 617 orang. (*)