Berita Jateng
Pelonggaran Protokol Kesehatan pada Masa Pasca-pandemi, Epidemiologi: Tetap Perlu Pakai Masker
Begitupun pemakaian masker lebih longgar karena dapat melepas masker di tempat umum kecuali kelompok rentan seperti lansia dan yang memiliki penyakit.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM,SEMARANG - Warsono (54), penjual gilo-gilo di Kota Semarang mengaku, masih setia mengenakan masker kendati kasus Covid-19 melandai.
Pria yang akrab disapa Pak Gondrong itu beralasan memakai masker demi konsumennya.
"Ya kan setiap hari melayani konsumen, pakai masker supaya pembeli juga tak risih," katanya kepada Tribunmuria.com, Senin (25/7/2022).
Padahal sebelum pandemi Covid-19, warga Semarang Utara itu menyebut, tak pernah memakai masker.
Sewaktu pandemi melanda , barulah ia memakai masker.
Baca juga: Siapkan SDM Polri Unggul di Era Police 4.0, 535 Siswa di SPN Diminta Serius Ikuti Pendidikan Bintara
Baca juga: Mulai Masuk Latihan Perdana, Pelatih Kiper PSIS, Rory Grand Fokus Dongkrak Mental Penjaga Gawang
Baca juga: Cegah Bentrok, Polisi Kawal Suporter Persis Solo saat Pulang dari Stadion Subroto Magelang
Itupun adanya aturan ketat dari pemerintah terutama sejak diberlakukan PPKM.
"Setiap hari ada operasi makser jadi mau ga mau pakai meskipun pengap.
Apalagi saya jualan harus keliling jalan kaki," paparnya.
Ia mengatakan, lambat laun mulai terbiasa memakai masker.
Seperti saat ini di tengah pandemi yang melandai.
"Ya pakai masker juga biar pembeli nyaman, jualan saya kan makanan jadi biar keliatan lebih bersih saja," katanya.
Tak jauh berbeda dengan Danny (30) tukang ojek online Semarang.
Ia masih setia mengenakan masker karena kebutuhan saat bekerja di jalanan Semarang.
"Biar sehat dan aturan standar dari penyedia aplikasi juga seperti itu ketika pandemi," ucapnya.
Ia menuturkan, pakai masker kini sudah menjadi kebiasanya setiap hari.
"Jadinya kayak kebiasaan, kalau ga pakai masker malah ada yang kurang," terangnya.
Barista kedai kopi , Rizal (21) mengungkapkan, di luar pekerjaan sebenarnya tak terlalu patuh memakai masker.
Terutama saat pandemi seperti sekarang yang tampaknya sudah mulai hilang.
"Kalau sekarang sering saya lepas karena sudah tidak ada operasi masker lagi," bebernya.
Berbeda dengan beberapa bulan lalu yang mana masih gencar operasi masker terutama saat PPKM level 4.
"Dulu tempat kedai seperti ini jadi sasaran operasi sekarang sudah tak ada," katanya.
Berdasarkan surat intruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) nomor 33 tahun 2022 tentang PPKM Covid-19 di Jawa dan Bali , Kota semarang masuk ke level 1.
Instruksi menteri itu berlalu 5 Juli sampai 1 Agustus 2022.
Aturan dalam PPKM level 1 memang lebih longgar dibandingkan level 2.
Seperti sudah diizinkannya Work From Office (WFO) hingga pelaksanaan kompetisi olahraga seperti sepak bola.
Pasar, supermarket, swalayan dapat membuka pengunjung kapasitas 100 persen.
Begitupun pemakaian masker lebih longgar karena dapat melepas masker di tempat umum kecuali kelompok rentan seperti lansia dan yang memiliki penyakit komorbid.
Pakar epidemiologi Dr Mahalul Azam mengatakan, pemakaian masker di tengah kasus Covid-19 yang landai tetap perlu dilakukan.
Perlu karena merupakan kewaspadaan namun menyesuaikan dengan fungsi sosial dan kesehatan.
"Fungsi kesehatan pakai masker menjadi kurang lega pernafasan, demikian juga fungsi sosial membatasi interaksi," katanya.
Terkait kepatuhan masyarakat Kota Semarang dalam mengenakan masker, ia mengaku, belum melakukan penelitian maupun membaca studi terkait hal itu.
Baca juga: Alhamdulillah, 555 Jemaah Haji Mulai Tiba di Sragen, Semua dalam Kondisi Sehat
Baca juga: Raih Prestasi MTQ Tingkat Jateng XXIX, Dua Kafilah Asal Batang Siap Maju ke Tingkat Nasional
Baca juga: Mulai Masuk Latihan Perdana, Pelatih Kiper PSIS, Rory Grand Fokus Dongkrak Mental Penjaga Gawang
Akan tetapi dari pengamatan kasarnya, sebagian besar masyarakat sudah mempunyai kesadaran memakai masker secara integratif.
"Sebagian (Masyarakat) yang lain tentu ada yang abai," ungkapnya.
Ia menilai, kebijakan pemerintah soal pemakaian masker sudah dikaji cukup baik.
"Pertimbangan boleh lepas masker di area terbuka dengan tetap menjaga jarak merupakan pilihan terbaik baik dari aspek sosial maupun kesehatan," tandasnya. (*)