Teh Kemuning
Tea Garden Kemuning Karanganyar, Pengunjung Bisa Berfoto Layaknya Pemetik serta Menyeruput Teh Lokal
Tea Garden menawarkan kepada pengunjung wisata alam berupa hamparan kebun teh di kawasan Desa Kemuning.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIACOM, KARANGANYAR - Tea Garden menawarkan kepada pengunjung wisata alam berupa hamparan kebun teh di kawasan Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.
Di tempat tersebut ada sejumlah spot selfie di antaranya miniatur mirip Menara Eiffel setinggi sekitar 10 meter.
Pengunjung dapat melihat perbukitan serta hamparan kebun teh di menara yang dibangun dari bambu tersebut. Ada pula rumah pohon serta stand warung yang menjajakan makanan dan minuman.
Petugas loket, Wartini menyampaikan, objek wisata ini dikelola oleh Karang Taruna RT 3 RW 5 Dusun Kayumas Desa Kemuning. Objek wisata yang berada di tengah hamparan kebun teh tersebut telah beroperasi sejak 2018 lalu.
"Di sini disediakan aksesoris caping dan keranjang. Pengunjung dapat berfoto seperti orang lg petik teh," katanya kepada TribunMuria.com.
Selain itu pengunjung juga dapat merasakan sensasi menyeruput teh hangat di kawasan kebun teh setelah keliling di kebun teh sembari berswa foto. Pengelola menyediakan seduhan teh lokal bagi para pengunjung.
"Teh gratis disediakan khusus saat Sabtu-Minggu dan saat hari libur," ucapnya.
Pengunjung cukup merogoh kocek Rp 5.000 untuk dapat memasuki kawasan wisata tersebut. Tea Garden beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.30. Objek wisata ini berada di dekat objek wisata Kalimas atau sekitar 300 meter ke arah timur dari Kantor Desa Kemuning.
Pengunjung asal Solo, Gastu mengungkapkan, baru pertama kali mengunjungi Tea Garden. Menurutnya objek wisata dengan konsep perkebunan teh ini sudah bagus. Akan tetapi perlu ada penataan untuk akses jalan setapak.
"Di sini yang menarik ya foto-foto, terus naik (menara)," terangnya.
Lantaran lokasinya dengan dengan sungai, lanjut Gastu, harapannya kawasan wisata dapat diperluas sehingga akan lebih menarik.
Pedagang, Parmi mengatakan telah berjualan makanan dan minuman di dalam kawasan objek wisata selama 1 tahun. Di lapaknya, dia juga menjual teh lokal dalam bentuk kemasan yang dapat dibeli pengunjung untuk dibawa pulang atau untuk buah tangan. Biasanya dia jualan setiap Sabtu dan Minggu karena saat ini merupakan momen saat ramainya pengunjung.
Sebelum berjualan di kawasan Tea Garden, Parmi hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Menurutnya dengan berjualan di kawasan wisata ini dapat menambah penghasilan untuk kebutuhan keluarga.
"Alhamdulillah sedikit-sedikit (hasil jualan makanan dan minuman) disyukuri," pungkasnya. (Ais).