Pilpres 2024

Hoaks Pilpres 2024 Masif Beredar, Pengamat Ragu Komitmen Elite Parpol: Lempar Batu Sembunyi Tangan

Hoaks Pilpres 2024 Masif Beredar, Pengamat Ragukan Komitmen Elite Parpol: Lempar Batu Sembunyi Tangan elite parpol dalam pusaran hoaks pilpres 2024

Sinode GKJ
Ilustrasi hoaks. Dua tahun jelang gelaran Pemilu, masif beredar hoaks berkait dengan Pilpres 2024. Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin raguk komitmen elite partai politik (parpol) dalam memberantas hoaks demi sehatnya iklim demokrasi Tanah Air. Kata Ujang, dalam pusaran hoaks politik Pilpres 2024, elite parpol bagai lempar batu sembunyi tangan. 

Kali ini video berjudul Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri umumkan Ganjar sebagai capres partainya.

Video memiliki pola yang sama. Klaim palsu disematkan dalam judul dan keterangan. Sementara dalam video tak ada pernyataan tersebut.

Dilansir dari Turnbackhoax.id, sejumlah hoaks terkait pencalonan presiden juga telah muncul selama bulan Mei dan Juni 2022.

Setelah ditelusuri informasi yang tersebar itu terbukti salah atau hoaks.

Hoaks dengan berbagai narasi itu mencatut nama Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Siapa bermain?

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, praktik politik elektoral yang dilihatnya selama ini di Indonesia adalah membangun citra diri sendiri atau yang didukungnya, dan memperburuk citra lawan.

Dua langkah itu bisa dilakukan politisi secara berkelompok maupun individu, secara terbuka atau jalur belakang termasuk menggunakan buzzer.

Cara memperburuk citra lawan secara terbuka biasanya dengan mengkritik atau menyerangnya secara verbal untuk meningkatkan persepsi negatif masyarakat padanya.

Sementara cara sembunyi-sembunyi dilakukan dengan menyebarkan informasi hoaks dan ujaran kebencian untuk memunculkan atau meningkatkan citra buruk lawan.

"Nah, dalam konteks membusuk-busukkan lawan inilah yang sesungguhnya menumbuhkan, membesarkan, penyebab hoaks: berperannya buzzer," kata Ujang melalui telepon, Selasa (21/6/2022).

Dia mengatakan, pimpinan partai dan masing-masing calon telah menandatangani pakta integritas dengan KPU, di antaranya dengan tidak menggunakan hoaks dalam berkampanye.

Namun, faktanya kampanye hitam yang menggunakan ujaran kebencian dan hoaks terus terjadi, bahkan sebelum memasuki tahun politik.

Hal itu membuat pihaknya meragukan komitmen antihoaks dari para elite politik dan partai, dengan kecenderungan mereka yang saling serang.

Ujang mengatakan elite-elite politik inilah yang kemudian bermain-main dengan informasi, dengan membentuk tim buzzer untuk memalsukan fakta demi kemenangannya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved