Berita Jateng
Tangani Hewan Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, Dokter Beri Sirup Probiotik Herbal Khusus
Kasus PMK yang menjangkiti hewan ternak ruminansia di Kabupaten Semarang tercatat mengalami peningkatan atau semakin menyebar.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak ruminansia di Kabupaten Semarang tercatat mengalami peningkatan atau semakin menyebar.
Berdasarkan penuturan Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Wigati Sunu kepada TribunMuria.com, Jumat (10/6/2022) lalu, jumlah hewan yang mengalami penyakit tersebut sudah mencapai 1418 ekor.
Hal itu membuat sejumlah dokter hewan di Kabupaten Semarang berupaya mencari solusi tersendiri.
Seperti yang dilakukan oleh satu di antara dokter hewan yang bernama Mukhlas Alamsyah.
Baca juga: Jadwal Pemutaran Film di Bioskop New Star Cineplex Pati Hari Ini, Senin 13 Juni 2022
Baca juga: Inisiasi Komunitas IDE Timur, Wadah Komunikasi Musisi Indonesia Timur: Bersama, Satu Sodara
Baca juga: Polres Demak Gelar Operasi Patuh Candi 2022, Berikut Ini Sasaran Targetnya
Ia mengaku bahwa dirinya saat ini bisa menangani lebih dari 15 pasien PMK dalam satu hari.
“Pengobatan dilakukan lewat pemberian sirup probiotik herbal khusus pasien PMK, penanganannya lebih cepat dan bisa menekan biaya,” katanya kepada TribunMuria.com.
Ia menambahkan bahwa para hewan ternak yang ia tangani akan ia pantau tiap hari sekaligus dengan pendampingan para peternak.
Mukhlas juga menerangkan bahwa dirinya juga dibantu oleh para mahasiswa koas di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dalam pengobatan tersebut.
“Mudah-mudahan bisa menginspirasi masyarakat secara luas agar sigap mengatasi pasien PMK dengan pengobatan yang low budget dan mudah didapat karena berasal dari tanaman herbal.
Yang paling penting adalah peternak bisa mandiri mengobati sapi-sapi nya yang tengah sakit,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan satu di antara metodenya yakni penyemprotan kandang dengan air garam 1-2 persen dicampur herbal lain.
Baca juga: LTM PBNU Gelar Rakernas pada Juli 2022, Ketua SC Idham Cholid: Rumuskan Langkah Konkrit Kemasjidan
Baca juga: UIN Walisongo Berikan Pendampingan Tentang Digitalisasi Bagi Bumdes Kabupaten Blora
Baca juga: Lindas Pengendara Motor di Jl Kaligawe Semarang, Sopir Truk Berdalih Tidak Tahu Telah Tabrak Orang
“Serta membatasi perilaku peternak untuk tidak saling mengunjungi kandang orang lain agar sebarannya tidak meluas.
Kondisi ini mempeihatinkan bagi peternakan rakyat di tengah persiapan sapi-sapi yang harus sehat dan layak untuk menyambut Hari Raya Idul Adha yang kurang beberapa waktu lagi.
Mudah-mudahan kasus PMK segera cepat tertangani, angka penularan terus ditekan dan sapi-sapi bisa sehat kembali,” pungkasnya. (*)