Berita Blora

UIN Walisongo Berikan Pendampingan Tentang Digitalisasi Bagi Bumdes Kabupaten Blora

UIN) Walisongo Semarang memberi  pendampingan tentang digitalisasi bagi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kabupaten Blora

Penulis: Amanda Rizqyana | Editor: Moch Anhar

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang memberi  pendampingan tentang digitalisasi bagi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kabupaten Blora pada Sabtu (11/6/2022).

Pendampingan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo dilakukan oleh Dra Amelia Rahmi MPd dan Alifa Nur Fitri SIKom MIKom, dosen Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Mustofa Hilmi SSosI MSos, dosen Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) mahasiswa KPI UIN Walisongo, Dinunah Diyana.

Pendampingan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang.

Disampaikan oleh Dra Amelia MPd, Bumdes adalah bentuk dari community development yang dilakukan oleh Pemerintah Republik IndoneisIa.

Baca juga: Wisata Baru Pemandian Onsen Omahe Banyu Anget di Guci Tegal, Desain Kolamnya Cantik Banget |

Baca juga: Sergio Alexandre Berharap PSIS Raih Kemenangan saat Jumpa Persita di Grup A Piala Presiden

"Keberadaan Bumdes diharapkan menjadi salah satu penyokong terciptanya desa mandiri," ujarnya di hadapan peserta.

Ia menjelaskan, berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) saat ini baru terdapat 3.269 desa mandiri di Indonesia dari 74.961 desa seluruh Indonesia.

Peluang memajukan daerah dan pemulihan ekonomi lokal sangat mungkin dilakukan dengan keberadaan Bumdes.

Bumdes diharapkan bisa mengoptimalkan potensi desa sehingga terwujud desa mandiri.
"Untuk memperluas pangsa pasar penting dilakukan digitalisasi dan pengembangan jejaring pada Bumdes," tambahnya.

Alifa MIKom. memaparkan sejumlah kendala yang dihadapi Bumdes adalah belum bisa menentukan potensi desanya.

Ia melihat perlunya sinergi dengan akademisi untuk menguatkan potensi desa.

Bumdess Lumintu merupakan Bumdes yang berhasil mengenali potensinya melalui pembuatan paving dan berhasil melakukan community development dengan mengajak warganya untuk bersama sama memajukan Bumdes industri paving.

Baca juga: Lindas Pengendara Motor di Jl Kaligawe Semarang, Sopir Truk Berdalih Tidak Tahu Telah Tabrak Orang

“Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah bentuk dari Campus Social Responsibility, pendampingan yang kami berikan adalah digitalisasi Bumdes dan pengembangan jejaring," ungkap Alifa MIKom. 

Ia menambahkan, digitalisasi Bumdes dan pengembangan jaringan bertujuan untuk perluasan pasar.

Selain pelatihan juga diberikan pendampingan pembuatan video profil Bumdes.

Strategi Media yang bisa digunakan Bumdes adalah PESO yaitu Paid, Earned, Shared, dan Owned Media yang bisa diterapkan di Bumdes.

"Earned dengan membuat rilis, Owned dengan penggunaan portal, dan Shared melalui penggunaan media sosial," jelas Alifa . 

Kegiatan pelatihan digitalisasi dan penegmbangan jejaring Bumdes di Kabupaten Blora diikuti oleh beberapa Bumdes yaitu Bumdes Lumintu dari Desa Mojorembun, Bumdes Sumber Jaya dari Desa Sumber, Bumdes dari Desa Mendenrejo, Bumdes Barokah dari Desa Medalem, Bumdes Subur Makmur dari Desa Nglungger dan Bumdes Sumber Rejeki dari Desa Ngrawoh.

Seluruh desa tersebut berada di Kecamatan Karadenan Kabupaten Blora.

Moch. Syaifuddin Zuhri selaku kepala Desa Mojorembun menyampaikan harapannya dengan adanya pelatihan ini mudah mudahan Bumdes di desa ini mampu menjadi kesejahteraan bagi masyarakat.

"Serta mampu menerapkan dan berbagai ilmu yang telah diberikan dari adanya pelatihan ini, serta mampu menghilangkan ketakutan dan menumbuhkan keberanian dalam mengelola BUMDes," paparnya.

M. Harish Firman N dari Caritra Indonesia selaku pemateri pendampingan menyatakan Bumdes identik dengan usaha, namun prinsip dasarnya adalah lembaga sosial.

"Bumdes harapannya betul-betul menjadi kedaulatan ekonomi di skala lokal dalam

pengembangan jejaring, kita juga harus berani untuk keluar dan mencari informasi dari bumdes

satu ke bumdes yang lainnya," jelasnya.

Baca juga: Pemkab Kudus Masih Usaha Cari Solusi Nasib Pegawai Honorer

Baca juga: Dinas Perdagangan Kota Semarang Ungkap Penyebab Naiknya Harga Cabai Hingga Bawa

Ia menambahkan, mengembangkan otensi terbesar dalam bumdes setiap desa melaui pendampingan ini merupakan langkah awal geliat ekonomi desa pasca pandemi melalui Bumdes.

"Penguatan digitalisasi BUMDes bisa menjadi lompatan performa dari unit-unit usaha yang saat ini dijalankan," pungkasnya. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved