Berita Semarang

Terkendala Administrasi Kependudukan, Anak Jalanan Semarang Sulit Akses Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih menjadi barang mewah bagi anak jalanan di Kota Semarang.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Niken Sri Handayani (28), bersama putrinya yang berusia empat tahun saat beristirahat selepas berjualan tisu kering di perempatan dekat Jalan Pahlawan Kota Semarang. Ia terpaksa hidup di jalanan Kota Semarang sejak tiga tahun lebih demi menyambung hidup, Kamis (21/4/2022). 

Bedanya, ia anak jalanan yang tumbuh dengan kerasnya keadaan.

Meskipun tak ikut turun mengamen karena dilarang, ia harus mengikuti ibunya bekerja sebagai pengamen saat malam hari.

Gelandangan Semarang Jumaria memiliki 3 (tiga) orang anak. Termasuk Aldi (bukan nama sebenarnya).

Baca juga: Suryo Keluar Kabin Sambil Jinjing Tangan yang Putus, Sopir Mobil Boks Kecelakaan di Kulon Progo

Baca juga: RSI Kendal Operasikan Gedung 8 Lantai Layanan Kesehatan, Ada IGD hingga Auditorium

Aldi adalah anak ketiga  Jumaria gelandangan Semarang yang setiap harinya hidup di jalan sebagai pengamen.

Dua anak lainnya, dititipkan ke masing-masing kakek-neneknya.

Anak pertama Jumaria saat ini sudah duduk di kelas 5 (lima) SD di Kota Salatiga.

Anak kedua duduk di kelas 2 (dua) SD di Yogyakarta.

"Anak ketiga ini memang hidup bersama saya dan suami. Kami tinggal di sebuah bangunan bekas hotel yang terbengkalai di Kota Semarang," paparnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (22/4/2022) malam.

Jumaria saat ini masih kebingungan sebab nasib anak ketiganya tak semujur nasib dua kakaknya.

Dua kakaknya tersebut diambil oleh kakek-neneknya sejak lahir sehingga mereka mudah mengakses layanan kesehatan maupun pendidikan.

"Memang yang anak ketiga ini saya usahakan hidup bareng saya. Tapi itu nanti sekolahnya gimana karena dia belum imunisasi, kan itu syarat juga buat sekolah," papar Ria, sapaan akrab Jumaria.

Terkait imunisasi, nasib lebih baik dialami anak pertamanya yang hidup di Salatiga. Ia pernah diimunisasi meskipun tidak  lengkap. Ia dapat akses  imunisasi karena diikutkan ke Kartu Keluarga (KK) keluarga Neneknya.

"Ikut KK nenek saya atau buyut anak saya. Jadi gampang bisa imunisasi," tuturnya.

Sedangkan anak kedua Jumaria yang berada di Yogyakarta Sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Hal itu karena ikut Kartu Keluarga Neneknya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved