Sepak Bola Lokal
Persipa Pati Pertimbangkan Gelora Bumi Kartini Jadi Home Base Arungi Liga 2, Dian: Ada Opsi Lain
Persipa Pati Pertimbangkan Gelora Bumi Kartini Jadi Home Base Arungi Liga 2, Dian: Ada Opsi Lain Stadion Citarum Semarang
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
Hanya saja, Joni memberi catatan, hal ini akan jadi solusi hanya jika kualitas rumput sintetis di Stadion Joyokusumo memang benar-benar sesuai standar FIFA sebagaimana diklaim.
"Saya ingin betul-betul clear tentang stadion ini. Jangan sampai ada omongan stadion sudah ada standar FIFA, tapi kenyataannya tidak."
"Begitu verifikator melihat di sana, banyak kekurangan stadion. Tapi terutama masalah rumput sintetis yang dianggap tidak memenuhi standar."
"Semoga ini tidak benar, tapi (ada rumor) katanya itu rumput untuk lapangan futsal."
"Kalau seperti itu sangat lucu sekali, membuat sangat sulit kita jadi tuan rumah kalau seperti itu," ungkap pria yang juga menjabat anggota Exco PSSI Jateng ini.
Yang jelas, Joni meminta pertanggungjawaban pemerintah daerah, dalam hal ini DPUTR, juga kontraktor yang mengerjakan renovasi, untuk membuktikan bahwa memang lapangan Stadion Joyokusumo berstandar FIFA.
"Karena katanya itu standar FIFA, coba tunjukkan. Kami di dewan juga melihat ini ada masalah. Kenapa dari DPU dan inspektorat kok bisa meloloskan tentang masalah rumput ini," ujar Wakil Ketua 1 DPRD Pati ini.
"Ini tanggung jawab Pemkab, karena kalau setahu saya, awalnya mau pakai rumput biasa (alami) itu cuma Rp3 miliar habisnya. Itu sudah bagus. Ini rumput sintetis sampai Rp8 miliar lebih kok hasilnya seperti ini. Persiapan Persipa jadi otomatis terganggu," kata dia.
Ketika ditanya apakah Persipa sudah menyiapkan opsi stadion di luar kota seandainya memang terpaksa jadi tim musafir di Liga 2, Joni mengatakan akan ngotot dulu untuk bermain di daerah sendiri.
"Tentu kami siapkan opsi itu. Tapi kami tetap 'wani ngeyel' (berani ngeyel) dulu. Kami ingin minta tanggung jawabnya bagaimana."
"Sudah susah payah naik ke Liga 2 kok tiba-tiba kayak gini. ULP (Unit Layanan Pengadaan)-nya bagaimana, tendernya bagaimana, itu memang standar FIFA atau tidak. Kalau sudah Rp8 miliar lebih ya harusnya standar FIFA," ujar dia.
Dalam waktu dekat, lanjut Joni, DPRD berencana memanggil pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini.
Menurut dia, jika Persipa bisa bermain di Pati, banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Di antaranya keuntungan finansial lewat penjualan tiket.
"Kita bisa ada pendapatan dari penonton, pemasukan. Karena katanya Liga 2 nanti ada home-away dan ada penonton," tandas Joni. (mzk)