Berita Nasional

Elektabilitas Puan Paling Buncit di Bawah 1 Persen, Hasil Survei Elit Parpol dari Litbang Kompas

Elektabilitas Puan Paling Buncit di Bawah 1 Persen, Hasil Survei Elit Parpol Litbang Kompas

KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA
Baliho bergambar Puan Maharani di Jalan Pemuda, Blora, Selasa (3/8/2021). Tak hanya di Blora, baliho serupa juga tersebar di berbagai kota di Tanah Air. 

Untuk membaca lebih lengkap ulasan hasil survei ini, baca di sini.

Puan belum dewasa dalam berpolitik

Terpisah sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo, tampak mengkritik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Puan Maharani.

Rudy menyebut Puan belum memiliki sifat kedewasaan dalam berpolitik.

Hal tersebut dikatakan Rudy saat menanggapi pernyataan Puan Maharani dalam pidato saat berada di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Saat itu putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengeluhkan tidak disambut gubernur tersebut ketika berkunjung ke daerah.

FX Hadi Rudyatmo menilai gubernur yang dimaksud Puan adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Rudy, sapaan karibnya, mengatakan apabila benar demikian, sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Ganjar untuk menjemput Puan saat berkunjung ke Jawa Tengah.

Menurutnya, Ganjar wajib menjemput jika dia merupakan Gubernur yang menjabat Ketua DPD PDIP Jateng dan memang diundang oleh Puan.

"Mbak Puan harus paham dulu, pemimpin adalah pelayan, kalau yang dinamakan pemimpin pelayan itu datang tidak dilayani tapi melayani masyarakat."

"Sehingga kalau pemimpin mintanya dilayani disambut, jadi ini belum menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik," ujar Rudy dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (14/2/2022).

"Biar saya dimarahi nggak apa-apa, namun ini harus diluruskan dulu," tambahnya.

Rudy pun mengatakan saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan merangkap sebagai Ketua DPC PDIP, tidak pernah ada kewajiban, bahkan ditugasi menjemput Puan Maharani.

Hal itu lantaran selain bukan tugasnya, dirinya juga tidak pernah diundang untuk menjemput.

"Jadi saya sendiri kadang-kadang Mbak ini piye to (Mbak ini bagaimana sih), wong ini legislatif kok mewajibkan eksekutif jemput, gimana ceritanya," lanjutnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved