Berita Nasional
Rudy Solo Tanggapi Curhatan Puan: Kok Gubernur, Saya Juga Gak Pernah Jemput, Tak Pernah Dikabari
FX Rudy Solo Tanggapi Curhatan Puan: Kok Gubernur, Saya Juga Gak Pernah Jemput, Tak Pernah Dikabari. FX Hadi Rudyatmo dpc pdip solo balas curhat puan
TRIBUNMURIA.COM - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo, menanggapi curahan hati (curhat), Puan Maharani yang merasa kesal karena kedatangannya untuk kunjungan kerja ke daerah tak dijemput gubernur setempat.
Mantan Wali Kota Solo itu memberi tanggapan menohok. Rudy mengaku tak pernah menjemput atau menyambut secara langsung kedatangan Puan yang tak lain merupakan putri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Hal ini lantaran Puan, yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI, tak pernah memberitahukan kedatangannya.
"Kok Pak Gubernur (Ganjar) tah, saya pun tidak pernah jemput karena tidak pernah dikabari," kata Rudy.
Baca juga: Curhat Puan Maharani, Tak Dijemput Gubernur saat Kunjungan ke Daerah: Saya Ketua DPR, Bikin Kesal
Baca juga: Gelar Rakernas di Bali, Sahabat Ganjar Pilih Gus Nahib Jadi Ketua Umum, Yakin PDIP Dukung Ganjar
Baca juga: Sebut Bambang Pacul Tak Pakai Logika Berpikir, Ketua DPC PDIP Solo Bangga Jadi Kader Banteng Celeng
Baca juga: Ramai Cibiran Netizen, Ini Kritik Buat Puan Maharani: Matikan Mic hingga Gubernur yang Bikin Kesal
Rudy mengatakan, pernyataan Puan dalam curhatan itu tak lain tak bukan memang ditujukan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Dituturkan, jika pernyataan Puan ditujukan untuk daerah pemilihan, maka gubernur yang dimaksud adalah Ganjar.
"Kalau daerahnya (pemilihan) Mbak Puan Dapil V, ya Gubernur Pak Ganjar, apa Khofifah ya tidak mungkinlah," kata Rudy dihubungi Kompas.com, Kamis malam.
Lebih lanjut, Rudy mengungkapkan sikap Ganjar yang tak menyambut Puan di Solo, adalah karena kapasitas Puan sebagai Ketua DPR RI.
Sehingga, jelas Rudy, ada protokolernya sendiri.
"Kalau sambut menyambut protokoler ada. Kalau Mas Ganjar dikabari Mbak Puan mau ke sini, dan suruh nyambut mesti Mas Ganjar nyambut," terangnya.
"Kalau diminta untuk jemput, ya jemput. Kapasitasnya sebagai apa."
"Ketua DPP, kalau Ketua DPR RI ada protokolernya sendiri," sambung dia.

Terkait tak hadirnya Ganjar saat peresmian Pasar Legi, Rudy mengatakan kala itu Ganjar tengah menghadiri acara presentasi mitigasi bencana ke Jakarta.
Ia pun meminta agar permasalahan tersebut tak dibesar-besarkan lantaran eksekutif dan legislatif berbeda.
"Menurut saya kayak begitu nggak perlu dibesar-besarkan. Karena antara eksekutif dan legislatif beda-beda to."
"Lha kalau presiden hukumnya wajib jemput."
"Tapi, kalau Ketua DPR RI protokolernya tidak di situ."
"Paling pengurus partai yang jadi wali kota dan gubernur pasti jemput."
"Itu kalau dikabari, kalau tidak dikabari yang dijemput siapa," ungkap dia.
Kata pengamat: Puan ingin menyerang Ganjar
Diketahui, curhatan Ketua DPR RI, Puan Maharani, ketika berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu (9/2/2022), menuai sorotan.
Dalam rapat koordinasi tiga pilar PDIP di Luwansa Hotel, Manado, Puan sempat menyinggung ada gubernur yang tak menyambut dirinya saat ia berkunjung ke daerah.
Sontak, sosok gubernur yang dimaksud Puan pun menjadi pertanyaan.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidyatullah, Adi Prayitno, menilai sindiran Puan tersebut jelas ditujukan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Adi, publik bisa secara mudah menebak lantaran selama ini Puan dan Ganjar dianggap bersaing menuju Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih, katanya, beberapa waktu lalu Ganjar tak mendampingi Puan saat meresmikan Pasar Legi di Kota Solo, Jawa Tengah.
"Jadi publik menduga-duganya Puan sebenarnya ingin menyerang Ganjar, itu tafsiran publik."
"Persisnya ya tentu hanya Mbak Puan dan Tuhan yang tahu siapa yang dimaksud," ujar Adi, Kamis (10/2/2022), dikutip dari Kompas.com.
Pertegas Hubungan Puan dan Ganjar Tak Baik-baik Saja
Curhatan Puan Maharani beberapa waktu lalu dinilai Adi Prayitno menambah keyakinan publik bahwa hubungan Ketua DPP PDIP tersebut dan Ganjar Pranowo secara politik, tak baik-baik saja.
Menurutnya, secara tak langsung, pernyataan Puan menegaskan Ganjar bukan siapa-siapa di dalam partai berlogo banteng itu.
Terlebih, kemarahan Puan di Manado pada Rabu, disampaikan menggunakan bahasa yang cukup vulgar.
"Intinya ya secara tidak langsung kalau ditafsirkan, Puan ingin mengatakan Ganjar bukan siapa-siapa di PDIP."
"Kalau bahasa teman-teman PDIP lain ya anak kos-kosan lah, cuma ngontrak," katanya, Kamis.
Adi menambahkan, adalah hal wajar dalam politik Indonesia, kader-kader partai di daerah menyambut kedatangan elite partai yang sedang berkunjung.
Apalagi, Puan adalah sosok penting di PDIP dengan statusnya sebagai Ketua DPR, Ketua DPP, dan keturunan Soekarno.
"Puan ini kan sebenarnya ingin memperlihatkan kepada publik tentang supremasi politiknya di internal PDIP bahwa Puan adalah orang yang saat ini orang penting di partai dan menduduki jabatan politik strategis yang didapatkan dengan susah payah," tandasnya.
Seperti diketahui, Puan mengaku kesal melihat ada kepala daerah yang tak bangga ketika dirinya berkunjung ke daerah.
Hal ini disampaikannya ketika bercerita soal adanya gubernur yang tak menyambutnya saat kunjungan ke daerah.
"Ke daerah ketemu kepala daerah, kepala daerahnya tidak bangga ya kepada saya, kayak males-malesan. Bikin kesal," kata Puan, dilansir Kompas.com.
Mendengar cerita Puan Maharani soal gubernur yang tak menyambutnya, kader PDIP yang hadir sontak berkata agar kepala daerah tersebut diganti.
Ketua DPP PDIP ini hanya tersenyum mendengar perkataan para rekannya.
Dilansir TribunManado, rapat tersebut dihadiri Ketua DPD PDIP Sulut, Olly Dondokambey, bersama struktur DPD lainnya, Franky Wongkar, Andrei Angouw, dan Fransiskus Silangen.
Seperti diketahui, Puan berkunjung ke Kota Manado, Bitung, dan Minahasa Utara pada Rabu dan Kamis (10/2/2022) dalam rangka kunjungan kerja. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Gubernur yang Disindir Puan Maharani Tak Menyambutnya, Pengamat dan FX Rudy Sebut Nama Ganjar